Info Kesehatan - Licorice merupakan tanaman yang memiliki cita rasa manis, namun berbeda dengan gula. Karena rasanya itu, licorice kerap dijadikan zat perasa pada makanan dan minuman, bahkan rokok. Tidak hanya itu, ternyata kandungan pada akar tanaman ini juga dimanfaatkan untuk mengatasi berbagai kondisi penyakit.
Kandungan pada tanaman yang kerap disebut akar manis ini telah lama dipakai sebagai obat herbal. Meski begitu, kebenaran mengenai khasiatnya belum bisa dibuktikan sepenuhnya dalam ranah medis.
Seperti apa faktanya? Berikut penjelasannya:
Manfaat Tersembunyi Licorice |
Tambahan pada produk perawatan wajah. Ada beberapa produsen kosmetik yang menambahkan ekstrak licorice pada produknya. Mereka mengklaim ekstrak ini dapat memutihkan wajah serta mencegah peradangan kulit. Fakta medisnya adalah telah ditemukan beberapa bukti yang menyatakan bahwa licorice dapat mengatasi kulit gatal dan meradang pada penderita eksim. Namun, status keefektivitasannya masih bersifat mungkin efektif.
Pada penelitian awal, penggunaan krim mengandung licorice yang dipadukan dengan zat lainnya, terbukti efektif mencerahkan kulit pada kalangan yang mengalami kondisi melasma (perubahan warna kulit). Meski begitu, ini masih penelitian awal, sehingga diperlukan bukti-bukti dari ranah medis lainnya yang menyatakan hal serupa.
Mengatasi nyeri ulu hati. Suka merasa perih pada ulu hati? Anda bisa mencoba mengatasinya dengan mengonsumsi produk mengandung licorice. Menurut penelitian, kandungan licorice yang ditambah dengan zat-zat lainnya mungkin dapat memperbaiki gejala-gejala nyeri pada ulu hati. Ini terjadi karena licorice memiliki glycyrrhizic acid, senyawa asam yang bersifat anti inflamasi dan pemicu kekebalan. Senyawa ini dapat menekan kerja dan penyebaran dari bakteri H.pylori di lambung dan usus yang menyebabkan gejala nyeri ulu hati. Ekstrak licorice juga dapat mempercepat perbaikan pada dinding saluran pencernaan dan mengembalikannya keseimbangan asam-basa saluran cerna.
Mengurangi permasalahan gigi. Jika Anda mendengar klaim yang menyatakan bahwa pasta gigi dengan ekstrak licorice dapat mengatasi permasalahan gigi, Anda harus pikir dua kali sebelum membelinya. Karena menurut penelitian awal, memakai pasta gigi mengandung ekstrak licorice tidak membuat plak pada gigi berkurang lebih banyak dibandingkan pasta gigi lainnya. Begitu pula dengan permasalahan gigi lainnya seperti radang gusi atau gusi berdarah.
Dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui keefektivitasan licorice dalam mengatasi kondisi di bawah ini:
- Perdarahan.
- Hepatitis.
- Tukak saluran cerna.
- Kolesterol tinggi.
- Infeksi.
- Batuk.
- Kram otot.
- Rasa nyeri pada penyakit kanker.
- Menurunkan berat badan.
- Sindrom iritasi usus besar (Irritable Bowel Syndrome).
- Psoriasis.
- Lupus.
- Infertilitas (mandul).
- Arthritis.
- Kanker prostat.
Ketahui Efek Sampingnya
Licorice kerap dicampur pada beberapa makanan dan minuman untuk menambah cita rasa manis. Pengonsumsian sesuai takaran dalam bentuk ini sepertinya aman. Licorice dengan kandungan glycyrrhizic acid dalam bentuk cair tidak lebih dari 30 mg per mililiter, akar licorice dalam bentuk bubuk maksimal 75 mg per hari, dan daunnya dalam bentuk teh tidak melebihi batas 8 ons per hari. Jika mengonsumsinya dalam dosis besar dan ditujukan untuk pengobatan, licorice mungkin aman dikonsumsi. Begitu pula jika Anda mengoleskannya ke kulit, dengan catatan penggunaannya dalam waktu singkat.
Penggunaan dalam dosis besar melebihi sebulan pemakaian kemungkinan tidak aman. Efek samping yang bisa ditimbulkan dari pemakaian dalam jangka waktu tersebut seperti detak jantung tidak teratur, hipertensi, kadar kalium tubuh menjadi rendah (hipokalemia) sehingga membuat badan lemas, kelumpuhan, dan kerusakan otak.
Efek samping lain yang mungkin bisa terjadi akibat mengonsumsi licorice antara lain:
- Sakit kepala.
- Kelelahan.
- Gangguan menstruasi.
- Retensi air dan sodium.
- Penurunan gairah seksual pada pria.
Perhatian untuk ibu hamil, Anda disarankan untuk tidak mengonsumsi licorice. Pengonsumsiannya dalam dosis besar sepertinya bisa meningkatkan risiko persalinan lebih awal atau bahkan keguguran. Meski belum diketahui efeknya, Anda disarankan tidak mengonsumsinya ketika sedang menyusui.
Bila Anda membaca label makanan atau minuman tertentu yang mengandung licorice, atau mungkin Anda mendengar seseorang menganjurkan Anda untuk menggunakannya dalam pengobatan, sebaiknya Anda memeriksa kadar yang aman dan mengonsultasikannya dengan dokter Anda dulu, sebelum memutuskan mengonsumsinya.